>

Keluar Masuk Lubang, Demi Menutup Lubang-lubang :v

Yah, beginilah nasib kalau jadi karyawan. Kadang naik turun atap rumah, kadang pikul pipa, dan kadang keluar masuk di lubang-lubang rumahnya orang. Mau tidak mau, suka atau tidak suka ya harus tetap dijalani dengan penuh semangat kalau masih mau makan nasi, dan suka makan indomie.


Kadang sih lelah rasanya bekerja seperti ini. Tapi ya kembali lagi kepada kenyataan, bahwa kita hanyalah karyawan. Kalau mau hidup enak, ya jadi bos aja deh.. Tapi masalahnya siapa yang mau jadi karyawannya kalau buat bayar aja enggak ada duit bos?

Boro-boro bayar orang lain. Lha wong buat bayar kos saja kadang pikir-pikir. Padahal sudah kewajiban. Tapi susah dilaksanakan dengan tepat waktu. Beginilah akhir cerita anak yang dulunya suka bolos waktu SD.

Entah kapan kehidupan ini akan berubah. Bukan berubah jadi ultramen lo ya, tapi jadi kayamen. Paling tidak, saya bisa merasakan tinggal di rumah sendiri, naik motor sendiri, berlibur pakai pesawat sendiri, Ah,, gak usah terlalu setinggi itu. Yang penting gak main petak umpet dengan bapak kos saja sudah senang kok. Tapi kalau punya rumah, kendaraan n pesawat sendiri kan lebih enak tuh... loh? :O wkkkk

Ada satu hal yang membuat hidup saya dan pekerjaan saya menjadi semakin terbebani. Yaitu sudah mulai hilangnya rasa syukur dari dalam dada ini. Btw gak perlu saya bukain dada segala kan? Yang jelas, akhir-akhir ini saya mulai kurang bersyukur atas rejeki yang Allah berikan.

Padahal kalau dipikir-pikir dengan otak yang sedikit waras, ternyata penghasilan saya cukup kok. Cukup buat bayar kos, cukup buat beli tahu hari ini, beli tempe besoknya, beli tahu lusa, dan seterusnya dalam sebulan. Cukup buat beli pulsa kalau hp dah sekarat, cukup buat beli bensin, dan cukup untuk memberi makan anak dan istri. Malah, cukup untuk menutup lubang-lubang yang dulu pernah tergali.


Toh, kalau dilihat dengan sekasama, foto ini gak seburuk foto di lubang buaya kok sob. Lihat deh sosok di lubang yang penuh cahaya itu. Meskipun dulunya buaya, tapi sekarang dah insaf, dan terlihat lebih mempesona. Itu artinya, pekerjaan ini tidak seburuk yang saya keluh kesahkan.

Buktinya saya masih bisa narsis-narsisan kayak gini waktu kerja. Tidak seperti bekerja di jaman belanda kan ya? Sambil ngaduk semen sambil dicambuk bokongnya. Sambil gali tanah, ee. taunya buat kuburannya sendiri. Kan jadi sedih tuh rasanya. BTW, sudah mulai ngelantur nih sayanya.. Maklum, dari jam setengah tiga malam, ni udah hampir jam 6 pagi masih belum tidur juga.

Ya sudah deh, yang penting intinya kerja apa pun, asal nyaman dan mendapat rejeki yang halal, bersabar dan bersyukur saja. Yang penting kan bisa untuk menutup "lubang-lubang" sob..Insya Allah bulan depan ditambah rejekinya.. :v

THE END

Subscribe to receive free email updates: